Sampai kapan?

Pas udah ketemu cowo yang seiman, soft spoken, pekerja keras, habis masa nakalnya, tidak gila wanita, tau tidak ujiannya di mana?? Iya. Restu. Entah hanya keluarganya atau bahkan keluargaku pun ragu. Seolah hanya dianggap anak kecil yang masih terjebak cinta monyet saja. Tapi bukankah memang kita belum memikirkan arah kesana?? Entahlah, kita sepakat dengan jalani saja dulu. Padahal pikiran gadis yang usianya menuju 25 ini mati-matian berperang melawan pertanyaan "sampai kapan?" di kepalanya. Aku tahu perihal "Anak lelaki adalah milik ibunya sampai nanti". Tapi apakah mudah melepaskan seorang lelaki yang mampu menenangkan riuhnya badaiku?? Yang dengan segala kesederhanaannya mampu meredam egoku? Tentu saja mustahil. Meski hari ini seolah bukan hal besar, apakah akan terus berjalan seperti ini?? Lagi-lagi aku bertanya "sampai kapan?" Iya, benar. Jalannya masih panjang. Sedang aku?? Seperti hilang harapan pada masa depan. Apakah egois untuk meminta tetap b...