Rasa Ini
Kalian pernah nggak, suka sama seseorang yang sering banget bikin kalian jengkel?? Ya emang kalo kita suka seseorang itu pasti ada aja tingkah polahnya yang bikin kita seneng, tapi juga bikin kita jengkel. Kalian ngerti kan maksutku??
Iya. Dia itu lelaki berusia 6 tahun lebih tua dariku. Lelaki pertama yang mendewasakanku dan membuatku mengerti bagaimana harus menyikapi cinta.
Dia unik. Dia lelaki baik, dewasa, cool, dan jaim. Tapi tidak di depan orang-orang yang dianggapnya biasa. Lelaki itu menjelma menjadi lelaki menjengkelkan yang pernah kukenal. Pernah saking jengkelku berkata bahwa aku membencinya. Tapi sekarang, aku malah menyukainya.
Berawal dari membencinya, lalu sering berdebat dan kadang curhat, aku mulai mengaguminya. Semakin kagum bahkan kini aku terang-terangan mengaku bahwa aku menyukainya. Aku belum siap jika harus mengatakan bahwa ini cinta. Aku tidak siap dengan segala resiko yang sepaket dengan rasa itu.
Seperti kataku tadi, dia selalu baik di mata orang meski beberapa juga membencinya sepertiku dulu. Tapi aku yakin tidak ada yang benar-benar membencinya. Dia yang selalu mengorbankan dirinya untuk kepentingan orang lain. Dan aku pernah sekali menjadi orang itu. Disaat dia berniat membantuku, aku justru bersikap tidak sopan karena satu hal. Tapi dia bersikap santai saja. Meski itu sangat menjengkelkan, tapi aku tahu, aku butuh waktu untuk menenangkan diri.
Terlepas dari semua hal tentangnya, aku tak tahu apa yang harus kuperbuat pada rasa ini. Apa aku harus membuangnya?? Bahkan rasa itu tumbuh subur tanpa kurawat. Ia tumbuh dan bertahan dengan sendirinya. Ia seolah ingin diijinkan untuk tetap tinggal bersamaku.
Malang, 11 April 2020
Komentar
Posting Komentar