Di Bagian Ini Aku Menyadarkan Diri
Oh, jadi begitu. Entah apa dia
kamu perlakukan sama denganku. Tapi rasanya kamu memperlakukannya lebih baik
dariku. Dia yang lebih segalanya dari aku. Dia yang membuatku seolah bukan
siapa-siapa dan merasa gagal menjadi gadis baik di matamu. Arghh menyebalkan
sekali. Sekali lagi fase ini terulang. Seolah kamu hanya datang saat mereka di sekelilingimu
sedang beristirahat dari rumitnya kamu.
Kamu
memang baik. Mau ditulis di buku manapun, tokoh yang menggambarkan kamu akan
selalu jadi orang baik. Tapi baikmu kadang kurang tepat. Bukan salahmu. Dari
awal memang salahku. Tidak seharusnya aku jatuh hati karena kebaikan yang sudah
jelas diberikan ke sembarang orang. Bukan tak mungkin kamu baik padaku karena
kamu tahu beberapa hal kacau di aku.
Kurasa
cukup sampai di sini saja. Cukup di sini aku merasa gagal hanya karena tidak
bisa membuatmu memandangku sebagai wanita. Cukup di sini aku menyalahkan diri
karena tidak bisa menjadi mereka yang ada di sekelilingmu. Cukup di sini aku
menaruh salah satu alasan bahagia dan sedihku di kamu. Cukup di sini aku aku tidak
bersyukur karena tidak diciptakan secantik mereka. Cukup di sini aku
mengusahakan diri agar jadi yang kau cari. Cukup di sini aku menginginkan kamu
ada di fase hidupku yang selanjutnya. Cukup di sini aku berlari ke arahmu. Di
paragraf ini, aku mengikhlaskanmu. Lebih tepatnya, aku menyadarkan diriku.
Barangkali
perasaan yang beberapa tahun terakhir ini ada memang tidak mudah untuk kulupa.
Tapi setidaknya kamu tak lagi ada di daftar perkara yang membuatku bahagia.
Tidak lagi. Cukup segini saja. Aku tidak akan pernah jadi cukup untuk kamu dan
sudah seharusnya aku membanarkan hal itu. Aku tidak pernah jadi sesuatu yang
kamu mau dan sudah saatnya aku menyadari hal itu. Aku akan banyak belajar untuk
tidak peduli. Belajar tidak mau tahu kamu sedang pergi dengan siapa, chattingan
dengan siapa. Sungguh aku akan belajar. Belajar untuk menahan tanganku agar
tidak mengomentari storymu.
Terimakasih
atas perhatiannya. Karena kamu baik dan mungkin terlalu baik untuk gadis dengan
isi kepala yang kacau ini. Semoga kamu segera menemukan seseorang yang dapat
memberimu banyak keberanian untuk menggenggam. Maaf kalau selama ini banyak
merepotkan.
Cukup sekian, kamu terlalu sulit diterka untuk aku yang tak suka menerka-nerka.
BalasHapus