Aku melepasmu. Lagi

 


Dan, ya. Aku melepasmu lagi. Lagi-lagi di saat terburukku aku memilih untuk melepasmu. Maaf karena lagi-lagi harus menciptakan rasa senang yang kini hanya bisa dikenang. Kamu marah padaku? Justru aneh jika kamu tidak membenciku sedikitpun. Aku saja membenci diriku sendiri. Aku benci karena aku harus sedewasa itu hingga benar-benar mampu melepaskanmu.

            Kamu terlalu baik. Kamu tulus. Aku yang tidak bisa membayangkan sakitnya kamu jika kita terus berjalan semakin jauh. Tidak apa-apa jika karena itu kamu menghindari apapun yang berhubungan denganku. Sangat bisa dimaklumi.

            Jangan pernah menyalahkan diri sendiri. Kamu baik. Sampai kapanpun, kamu jadi manusia baik di ceritaku. Arghhh, terlalu banyak yang ingin kutuliskan sampai tak tahu harus mulai dari mana. Intinya kamu baik. Jadi, selalu jadi manusia baik ya. Harus lebih bahagia agar aku tidak menyesali keputusan ini.

            Akhirnya aku sampai di titik melepasmu, satu-satunya lelaki yang kutahu tulusnya padaku. Tapi bukankah aku terlalu jahat jika terus memintamu tinggal sedangkan ujung dari kisah ini bisa jadi terlalu banyak sedihnya.

            Yah, harus belajar mandiri lagi. Harus terbiasa tanpa kabar kamu, harus biasa apa-apa dipendam sendiri karena tidak lagi ada kamu yang mau mendengar cerita randomku. Kalau tidak bisa tidur tidak bisa menelepon kamu untuk minta ditemani. Tidak bisa lagi memintamu menemaniku begadang mengerjakan tugas-tugas kuliah. Tidak ada lagi seseorang yang kukirimi foto-foto selfie random milikku. Dan mengingatnya membuat dadaku sakit.

            Selamat meneruskan perjalan. Hati-hati di jalan. Semoga kamu lebih bahagia. Harus.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

I'm luckiest to have you 😸

Merayakanmu 🎂

Ternyata Ada