Tetaplah melangit, biar aku yang membumi
Hai manusia serupa langit yang luas, tinggi, dan tidak tergapai. Kita sudah terlalu asing ya?
Dari yang paling rajin mengomentari story sekarang jadi yang paling susah ditemukan di deretan penonton story. Apa benar bahwa kamu sudah menemukan yang kau cari? Aku terlalu takut untuk mencari tahu apalagi itu tentang kamu.
Kita menjadi asing sekali lagi. Bolehkah kalau aku meminta kita seperti dulu lagi? Tidak apa-apa jika aku harus menjebak rasaku sendiri asal kamu bisa dengan bebas membicarakan apapun denganku. Kecanggungan ini terlalu sakit dibanding harus tahu tentangmu dari orang lain.
Aku mau kamu selalu jadi salah satu alasanku menulis. Aku mau kamu selalu jadi tokoh utama di ceritaku. Aku cukup tahu diri untuk tidak berharap apapun padamu. Tapi tetap saja bohong jika kubilang tidak mengharapkan apapun karena akan selalu ada bagian kecil yang menginginkan kamu ada di setiap langkahku.
Maaf jika sudah terlalu jauh mengusikmu.
Doaku selalu sama.
Semoga kamu dipertemukan dengan orang yang bisa memberimu banyak senang.
Semoga kamu segera menemukan dia yang bisa memberimu kekuatan untuk menggenggam.
Sungguh 3 tahun terlewati hanya dengan menunggumu. Aku tidak masalah jika harus menunggu dan kembali jatuh karena perasaan ini kadang menyesakkan.
Kamu membuatku mengerti arti cinta yang tak harus memiliki. Aku maunya harus tapi ternyata semesta hanya sepakat denganmu kalau kita hanya sampai sini saja. Aku mencoba mengikhlaskan saat tahu bahwa tulus saja tidak cukup untuk dapat mengetuk pintu hatimu. Tidak apa-apa. Tidak ada yang kusesali. Bahkan jika aku harus menunggu entah berapa lama lagi rasanya tak apa jika akhirnya bisa melihatmu tersenyum bangga dengan pilihanmu. Aku tak yakin bisa sekuat apa saat hari itu benar-benar tiba. Mungkin karena aku belum siap mendengar kabar baik itu darimu hehe.
Kamu sadar gak sih kalau banyak yang suka kamu? Terlepas dari sifatmu yang kadang jail dan menjengkelkan, kamu orang baik. Aku suka kamu yang tegar dan senang bercerita.
Aku suka sekali mendengar atau sekedar membaca ceritamu di chat whatsapp. Kamu selalu antusias menceritakan apapun, menjelaskan hal-hal yang kamu tahu, juga memberi energi positif orang-orang di sekitarmu agar tidak menyerah.
Terlalu banyak menceritakanmu membuatku dejavu. Kenapa sekarang bisa seasing ini? Apa aku harus menetap di posisi yang kamu anggap anak kecil itu agar bisa dekat denganmu? Tapi bukankah sudah terlanjur? Kamu sudah tau perasaanku tanpa perlu kuberitahu dan itu yang menciptakan kecanggungan ini. Salahku karena selalu ingin menceritakan tentangmu dan membiarkan seisi semesta tahu bahwa kamu seberharga itu untukku.
Terima kasih untuk tetap baik alih-alih membenci dan menertawakan perasaanku. Padahal gadis alay ini suka berkoar di sosmed tentangmu. Tapi kulihat kamu selalu dikelilingi orang-orang baik yang bersinar sepertimu. Sepertinya kamu sudah menemukan apa yang kamu cari.
Terima kasih sudah menunjukkan bentuk lain dari rasa sayang. Doa-doa baik selalu kusemogakan.
Sampai kapanpun langit tetaplah langit yang hanya bisa dikagumi dan dipeluk lewat angan.
Tetaplah tinggi, biar aku yang membumi.
Komentar
Posting Komentar