Makhluk April
*Nemu tulisan ini di draft. Yauda up sekarang aja*
Ini adalah foto yang diambil NASA pada 25 Oktober 2015. Masih ingat itu hari apa? Aku masih, dan selalu.
Hai, maaf ya. Lagi-lagi aku masih punya nyali untuk
menyapamu. Mengirim pesan dengan alibi menawarkan file foto bersama di
pernikahan sahabatku sebulan yang lalu. Masih sama. Kamu tetap saja jadi
manusia menyebalkan yang membuatku menunggu balasan, mengajak debat dengan membahas
hal-hal membingungkan sedang kamu enggan menjelaskan, sekaligus gemas karena
pertanyaan random tentang “Siapa anak kecil yang ada di pesan stiker yang
kukirim?”
Lagi-lagi kamu masih meminta maaf ketika terlalu lama membalas
pesan dan menyuruhku langsung tidur
secepatnya. Tenang saja. Aku bukan lagi gadis kekanakan yang menyempatkan diri
begadang semalaman hanya untuk menunggu balasan pesan. Meski tak bisa dipungkiri
bahwa aku tersenyum ketika membaca pesanmu di esok harinya. Dan kamu hanya
membacanya tanpa membalas? Hei, lihatlah. Betapa masih sangat menyebalkannya
dirimu. Positif thinking saja. Barangkali kamu tidak sempat membalas karena
terburu berangkat kerja atau memang seperti katamu waktu itu, bahwa “tidak ada
lagi yang perlu dibahas di antara kita”. It’s okay. Bisa dimaklumi.
Ah, sepertinya kamu memang lebih keras kepala dariku.
Kelihatannya saja kalem, cool, tidak banyak bicara, penurut. Tapi kamu lebih
senang meminta maaf daripada menuruti perkataan orang lain. Lebih senang lagi
meminta seseorang menunggu tanpa menjelaskan sesuatu. Tidak senang menjelaskan
dan akhirnya membuat orang lain salah paham. Dasar kepala batu yang hobi
meminta maaf.
Sayangnya kamu sudah tidak membalas pesanku. Padahal
aku sedang ingin menanyakan beberapa hal padamu. Tentang kamu yang tiba-tiba
menyelipkan kata “kangen” di pesanmu, tentang kenapa kamu butuh waktu sedikit
lama untuk membalas pesan padahal kamu sudah membacanya, juga tentang “apakah
pesanku mengganggumu?” Apa harusnya memang kita sudah tidak saling menyimpan
nomor saja?
Tapi rasanya aku masih ingin tahu banyak tentangmu. Tentang apa yang kamu pikirkan tentangku terakhir kali? Apa kamu pernah merasa kecewa padaku? Apa keluargamu sehat? Apa adikmu sudah bersekolah? Apa orangtuamu masih sesekali menanyakanku? Apa pekerjaanmu lancar? Apa kamu sedang menjalin hubungan dengan seseorang? Apa kamu masih menyimpan sesuatu untukku? Entah itu kenangan, perasaan, atau hal lain yang ingin kamu bagikan padaku. Atau di sini memang hanya aku yang belum mengikhlaskan cerita kita?
Ditulis pada tanggal : 24 November 2021
Sebelum kita mencoba memulai kembali apa yang akhirnya kita tahu kan berakhir gagal lagi
Komentar
Posting Komentar