We're enough
Aku tau ko cowoku belum sebaik itu. Mana ada sii manusia sempurna di dunia ini?! Aku juga ga sebaik itu, kok!!
But i'm so proud of him. At least dia berusaha buat ga hilang arah (lagi) and he's the best for me. Dia yang selalu support dan bikin aku makin sayang ke diri sendiri.
Suka sedih kalo orang lain gabisa liat baiknya dia. Emang bukan hal yg bisa disepelein, tapi waktu denger salah satu pendapat guru agama ku bahwa "agama bisa dipelajari tapi sifat susah dirubah", aku makin yakin kalo dia emang cowo baik.
Ah, aku mana bisa seperti orang lain yg memandangnya sebelah mata dan fokus pada kekurangannya sedangkan dia sudah memberi separuh dunianya padaku.
Waktu-waktu yg dia habiskan selalu berharga di mana aku jadi salah satunya. Toh aku sendiri juga tidak sebaik itu dan dia mau menerima apa adanya aku tanpa protes. Orang lain bahkan belum tentu menerimaku jika tau burukku, marahku, egois dan moodku yg berantakan.
Ya kan kita sama-sama manusia, masih banyaaaakk kurangnya. Tapi kita mau sama-sama belajar ko. Namanya belajar jadi yaa pelan-pelan pak cupilll.
Segitunya sama dia?? Iyaa, emang. Karena dia cowo terbaik yg pernah ada di kehidupanku setelah bapak. Dia cowo yg selalu mastiin keadaanku, nasehatin pelan-pelan tanpa ngejudge, soft spoken, nenangin, dan setakut itu buat nyakitin aku. Saking baiknya aku selalu bertanya-tanya, kalo yg ini gagal lagi, aku bakal sepatah apa ya??
Padahal sudah pernah diwanti-wanti bapak kalo belum jadi suami gaboleh ngasih cinta 100% ke cowo, but...meski kita tau bahwa akhirnya akan patah, bisakah kita berhenti di saat kita masih baik-baik saja?? NO. Tentu tidak semudah itu kan?
Akhir-akhir ini kusadari aku selalu mempertaruhkan kewarasanku dalam perjudian kisah cintaku. Setelah bapak berpulang, aku menjelma manusia yg selalu haus kasih sayang dan takut ditinggalkan. Jadi, bolehkah kunikmati sementara yg berbunga-bunga ini dengan ketenangan?? Tanpa harus membawa pemikiran orang lain tentang dia, aku, dan kita??
Karena rasanya capeeekk sekali kalau harus menghadapi dunia ini dengan berusaha terlihat sempurna.
Hei, kamu. Gaboleh insecure yaa. Kan kamu bilang aku gaboleh insecure, jadi kamu juga. Kita buktiin ke orang-orang kalo kitaa bisa bareng-bareng jadi versi terbaik dari diri kita sendiri. You're enough for me. Sangat cukup untuk menutup semua luka dan meredam riuhnya isi kepala yang bahkan bukan kamu penyebabnya.
Terima kasih sudah berusaha selalu ada ❤️
Komentar
Posting Komentar