Aku menyukaimu, tapi....



Iya, aku menyukaimu. Meski sekeras apa aku menolak perasaan ini. Meski aku tahu layaknya cerita ini berakhir bagaimana. Tapi urusan perasaan, itu di luar kendaliku.

Ibuku, teman-temanku, sudah jera menasehatiku. Bahwa ketika perempuan lebih banyak memberikan perasaan dibanding laki-laki, itu tidak baik. 

Aku tahu. Aku paham. Bahkan saat ini aku mulai meragu. Apa benar kamu yang aku mau?? Apa benar kamu yang dituliskan Tuhan untuk menemani masa-masa sulitku?? Karena hingga detik ini saja, yang kutahu kamu memang be


rsikap baik ke semua orang. 

Tidak ada bagian spesial untukku. Entah darimana datangnya asumsi bahwa ada yang berbeda dengan perlakuanmu padaku. Salah di aku yang terlalu banyak menaruh harap, meski sudah tidak lagi kusimpan harapan itu. Terlalu berat. 

Iya, aku tahu diri. Hanya gadis kecil yang terlalu banyak menaruh perasaannya di sembarangan tempat. Melakukan hal-hal ceroboh yang banyak kusesali di kemudian hari. 

Kalau memang tidak ada rasa, harusnya kamu biasa saja. Sudah tahu aku baperan, sudah tahu aku menyimpan perasaan. Harusnya kamu tidak membuatku semakin menjatuhkan diri dalam perasaan yang kamu pun tahu ujungnya buntu. 

Kukira kamu berbeda. Kukira kamu lebih dewasa dari yang sebelum-sebelumnya. Tapi ternyata kamu juga tidak tahu cara yang baik dalam menghargai perasaan seseorang. Atau aku yang tidak tahu bagaimana jenis penghargaan yang kamu maksudkan. 

Kamu bilang tidak suka jika ada wanita yang mengakui perasaannya padamu. Dan kamu tahu betul bagaimana aku menjaganya tetap rahasia sebatas menyindirmu lewat postingan di sosial media. Oh iya, aku lupa. Aku bukan orang penting yang selalu kau ikuti sosial medianya.  

Katamu aku sudah lebih dewasa. Tidak lagi jadi gadis bucin dan kekanakan yang kau temui 5 tahun lalu. Tapi kenapa aku masih tidak bisa jadi seseorang yang kamu mau?? Setidaknya sebentar saja. Tidakkah kamu berpikir bahwa aku gadis yang menjaga perasaannya dengan baik?? 

Atau benar, definisi cantik di kepalamu adalah seperti yang kebanyakan orang mau?? Yang enak dipandang, kakinya jenjang, dan tidak berlemak. Atau kamu seperti orang-orang yang tidak suka gadis pecinta K-Pop dan anime?? Atau kamu memang tidak suka aku saja. 

Tidak apa-apa. 

Harusnya aku menolak menyimpan perasaan ini. Harusnya aku mengaku saja kalau aku menyukaimu. Lalu kamu menolakku, aku sakit hati, lalu aku berhenti menyukaimu. Selesai.

Kamu terlalu banyak aturan dan pertimbangan. Tidak tahu apa yang sedang kamu prioritaskan.

Kamu selalu seenaknya memang. Tidak tahu aku sedang memulai usaha dalam hal move on darimu. Ketika hampir selesai aku mengeluarkan semua hal tentangmu di kepalaku, tiba-tiba saja kamu membalas ceritaku. Membuat perasaan dan kenangan itu kembali memenuhi kepala hingga memenuhi rongga napasku. Hingga kupikir kamu hanya datang saat merasa kesepian dan tidak ada bahan candaan. 

Apa menurutmu menyenangkan membuat orang lain menunggu?? Menunggu kepastian tentang harus kuapakan perasaan ini?? Kubiarkan tumbuh dengan liar atau kupangkas saja hingga akar??

Apa kamu tidak tahu perasaan menunggu itu seperti apa?? Memaksa kita menghitung butir pasir waktu dengan teliti dengan menebak apa yang akan terjadi. Sembari menyiapkan diri atas apa yang tengah menunggu di akhir cerita nanti. Bukankah waktu-waktu yang terlewati harusnya terbayar dengan sesuatu yang menjanjikan?? 

Harusnya di detik pertama aku tahu bahwa yang menerima perhatian itu tidak hanya aku, aku berhenti. Bahkan ketika ragu menghampiri, aku masih bersikeras memungut harapan-harapan yang sudah berserakan. 

Maaf, jika aku terlalu menuntut untuk sesuatu yang tidak kamu maksudkan. Maaf jika perasaanku membuatmu kerepotan. Dari awal salahku yang tidak tahu tempat ketika menaruh perasaan. 

Sepertinya cukup di sini saja dulu. Kalau kamu butuh teman berdiskusi, menceritakan hal-hal sederhana di duniamu, menertawakan hal-hal receh di sela percakapan online seperti biasa, tolong jangan cari aku. Aku tidak bisa terbiasa lagi dengan itu. 

Bukan hal yang sulit untukmu menemukan teman bercanda selain aku. Tapi untuk menemukan orang yang membuatku lebih menyukainya daripada kamu, itu masalah buatku, dan kamu tidak perlu risau dengan itu. 

Bisukan saja storyku. Kamu bisa hapus nomorku, unfollow instagramku, atau block semua sosial mediaku kalau mau. Jangan membuatku kebingungan lagi. Kamu tahu aku tidak bisa mengabaikan pesanmu, storymu. Tapi kali ini, aku mau mencoba, jadi tolong kerjasamanya. 









1 Juli 2021
Untuk seseorang yang isi kepalanya terlalu rahasia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

I'm luckiest to have you 😸

Merayakanmu 🎂

Ternyata Ada